Video Demo Purnawirawan TNI Minta Turunkan Wapres Gibran Ternyata Hoaks

Video Demo Purnawirawan TNI Minta Turunkan Wapres Gibran Ternyata Hoaks

Sebuah video berdurasi sekitar 30 detik yang tersebar di Facebook menampilkan sebuah mobil yang membawa spanduk dan diiringi oleh ratusan orang mengenakan seragam hijau mirip Tentara Nasional Indonesia (TNI). Video tersebut disertai narasi yang mengklaim bahwa para purnawirawan TNI tengah menggelar demonstrasi besar-besaran di depan Gedung DPR RI untuk menuntut pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

JAKARTA, AKSARA.News – Sebuah video berdurasi sekitar 30 detik yang tersebar di Facebook menampilkan sebuah mobil yang membawa spanduk dan diiringi oleh ratusan orang mengenakan seragam hijau mirip Tentara Nasional Indonesia (TNI). Video tersebut disertai narasi yang mengklaim bahwa para purnawirawan TNI tengah menggelar demonstrasi besar-besaran di depan Gedung DPR RI untuk menuntut pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Narasi dalam video menyebutkan bahwa puluhan ribu purnawirawan TNI berjalan kaki menuju DPR RI karena kecewa atas sikap DPR yang dianggap tidak merespons surat pemakzulan yang telah diajukan beberapa bulan sebelumnya.

Isi narasi lengkap dalam video tersebut adalah:

“Puluhan ribu purnawirawan TNI sedang berjalan kaki menuju DPR RI untuk melakukan demo besar-besaran yang menuntut DPR RI segera menggelar sidang pemakzulan wapres. Purnawirawan TNI tidak tahan lagi dengan DPR RI yang selalu bungkam terhadap surat pemakzulan yang mereka kirim beberapa bulan lalu. Akhirnya, purnawirawan TNI melakukan aksi demo agar DPR segera memakzulkan wapres.”

Namun, klaim tersebut tidak terbukti. Berdasarkan hasil penelusuran dan verifikasi yang dilakukan ANTARA, tidak ditemukan bukti berupa video asli maupun pernyataan resmi dari media terpercaya yang mengonfirmasi adanya demonstrasi purnawirawan TNI tersebut.

Pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kecerdasan buatan (AI) Hive Moderation juga mengungkapkan bahwa video tersebut kemungkinan besar merupakan rekayasa digital (deepfake) dengan tingkat keaslian hanya 0,1 persen.

Dengan demikian, video tersebut dikategorikan sebagai hoaks dan tidak dapat dipercaya.

Comment